Rabu, 18 Maret 2015

LAPORAN TINGKAH LAKU TERNAK

I.PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSemua makhluk hidup didunia ini mempunyai tingkah laku yang berbeda dan harus saling mengenali tingkah masing-masing untuk tujuannya masing-masing.Termasuk pula para peternak, untuk membuka usaha ternak yang sukses peternak harus mengetahui tingkah laku pada ternaknya. Tingkah laku ternak adalah tingkah tanduk atau kegiatan hewan yang terlihat dan saling berkaitan secara individual atau kolektif dan merupakan cara hewan berinteraksi secara dinamik dengan lingkungannya. Dari mengenal tingkah laku ternak itu lah peternak dapat dengan mudah menangani ternak-ternaknya.Dari tingkah laku ini kita akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, mendapatkan  informasi tentang indera hewan tersebut dan tentang mekanisme homoestatik hewan supaya keadaan selalu seimbang atau adaptasi agar tetap hidup. Jenis ternak yang banyak dikomsumsi adalah unggas ilmu pengetahuan tentang unggas baik mengenai prinsip pemeliharaan secara teoritis ataupun praktis, serta ilmu tentang prodksi, reproduksi, genetik, teknologi hasil unggas dan pemasarannya sudah dimengerti tapi sedikit sekali yagn memahami tentang tingkah laku dari jenis unggas ini. Sehingga masih ada masalh sederhana yang belum bisa teratasi karena kurangnyapemahaman tentang tingkah laku ternak ini.  strategi apa yang belum di terapkan secara intensif oleh peternak yaitu mengembangkan, mensosialisasikan, konsolidasi dan perkembangan tingkah laku ternak unggas itu sendiri. Dari strategi ini seperti tubuh manusia dengan posisi paling atas adalah konsumen. Peternak berada diposisi leher yang menghubungkan dengan badan. Tangan kanan sebagai gabungan perusahaan peternakan, tangan kiri perhimpunan peternakan unggas serta kakinya adalah perusahaan pembibitan dan pakan unggas. Maka semua itu haruslah berlangsung secara sinkron. Tingkah laku sering dianggap sebagai proses penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. Sebagian besar hewan ternak mempunyai berbagai pola tingkah laku yang dapat dicobakan dalam suatu situasi. 1.2 Tujuan dan ManfaatTujuan dari pratikum Tingkah Laku Ternak ini adalah Praktikan mendapatkan dan mengkaji informasi tentang pola tingkah laku makan, reproduksi dan adaptasi terhadap lingkungan. Dengan manfaat praktikan dapat mengembangkan ilmu ternak serta mampu menciptakan kondisi ternak didalam kandang merasa aman dan nyaman.                        II. TINJAUAN PUSTAKAKondisi tubuh sapi yang seimbang adalah tidak terlalu gemuk atau kurus, langkah kakinya mantap dan teratur. Bila sapi berjalan, gerakan kaki dilakukan dengan wajar, tidak sempoyongan atau pincang(Akoso, 1996). sapi yang dominan akan menghambat tingkah laku sapi yang tingkat dominasinya lebih rendah (subordinat) (Muchtar, 2006). tingakah laku penyidikan ini akan muncul manakala ada sesuatu yang dilihatnya aneh dan untuk mencari temannya (Thomas Zewska, 1991).Saat birahi, induk betina mempunyai sifat libido atau ingin menaiki domba betina lainnya. (Mulyono.S dan  Sarwono, 2004)   Realitas ini disebabkan oleh sifat ternak domba yang merasa lebih senang dan cocok bila hidup secara bebas dari setengah liar lebih jauh lagi gairah untuk kawin serta aktifitas kehidupan lainnya akan lebih menonjol (Murtidjo, 1993). Ayam yang dipelihara di lapangan bebas memperoleh kebutuhan nutrisi dengan pergi kesana-kemari mencari biji-bijian, daun- daunan, sisa makanan, serangga-serangga sehingga makanan yang diberikan harus terdiri dedak, sereal dan makanan karbohidrat secukupnya agar tidak berebutan saat makan (Williamson dan Payne, 1993). Pada ternak yang menderita stres panas, kalium yang disekresikan melalui keringat tinggi menyebabkan pengurangan konsentrasi aldosteron (Anderson dalam Sientje, 2003).Pemahaman mengenai tingkah laku ternak dapat memberikan informasi mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh ternak dalam hidupnya. Informasi ini penting bagi peternak dalam upaya mengkondisikan lingkungan dan mendesain manajemen yang sesuai dengan keperluan ternak. Dengan demikian ternak dapat menghasilkan produksi yang optimal sesuai potensi genetiknya. Kelebihan yang dimiliki ternak dapat dimanfaatkan sesuai kondisi yang diperlukan agar kelebihan tersebut dapat ditampilkan. Laporan ini menguraikan beberapa aspek tingkah laku ternak yang dihubungkan dengan manajemen untuk optimalisasi produktivitasUntuk dapat hidup nyaman kerbau memerlukan kondisi ideal dengan temperature lingkungan berkisar 16–24ºC, dengan batas toleransi hingga 27,6ºC (MARKVICHITR, 2006).  Walaupun pada kenyataannya kerbau ditemukan paling banyak di daerah tropis dan subtropis, akan tetapi kerbau tidak mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap panas. Kerbau akan menderita bila diletakkan dalam waktu lama yang langsung terkena sinar matahari. Apalagi bila dikerjakan secara berlebihan selama siang hari yang panas, yangmenyebabkan temperatur tubuh, denyut nadi dan laju pernafasan akan meningkat lebih cepat dibandingkan sapi. Exposure langsung sinar matahari selama 2 jam menyebabkan temperatur tubuh kerbau meningkat 1,3ºC, sementara sapi hanya meningkat 0,2–0,3ºC (SMITH dan MANGKOEWIDJOJO, 1987; LIGDA, 1998).Kerapatan kelenjar keringat kerbau hanyalah sepersepuluh dari yang dimiliki sapi, sehingga pelepasan panas dengan cara berkeringat tidak banyak membantu. Selain itu, kerbau mempunyai bulu yang sangat jarang, sehingga mengurangi perlindungannya terhadap sinar matahari langsung. Hal inilah yang menyebabkan kerbau kurang tahan terhadap sengatan sinar matahari atau udara yang dingin. Penurunan temperatur yang tibatiba dapat menimbulkan pneumonia dan kematian (HARDJOSUBROTO, 1994; LIGDA, 1998). Di bawah naungan atau di kubangan, temperatur tubuh kerbau akan menurun lebih cepat daripada sapi, mungkin karena kulit tubuh yang hitam kaya akan pembuluh darah yang menghantarkan dan mengeluarkan panas secara efisien (LIGDA, 1998). Karena tidak tahan dengan panas dan sinar matahari langsung, kerbau sangat suka dengan air, mereka suka berkubang di dalam air yang  tidak mengalir atau lumpur, khususnya pada saat udara panas di siang hari dan pada malam hari (SMITH dan MANGKOEWIDJOJO, 1987). Kerbau aktif terutama pada senja dan malam hari, menghabiskan istirahat siang hari dengan  berkubang di dalam lumpur atau beristirahat di tanah yang dinaungi pepohonan (ANONIMOUS, 2008a). Karena kebiasaannya ini kerbau menjadi tidak mudah terserang kutu atau ektoparasit lainnya (FAO, 2000).Karakteristik khas kulit dan kelenjar keringat yang dimiliki kerbau menyebabkan kerbau kurang tahan terhadap paparan sinar matahari langsung atau panas. Desain kandang perlu dibuat untuk mengurangi panas lingkungan sehingga memberikan kenyamanan bagi ternak. Stres akibat cekaman panas tidak menguntungkan kerbau. EWING et al. (1999) menguraikan homeostasis pengaturan panas tubuh akibat stres panas, yang menstimulir kelenjar adrenalin mensekresikan hormone epinephrine yang merangsang kelenjar keringat untuk melakukan evaporasi. Namun demikian karena kelenjar keringat kerbau   Temperatur berhubungan dengan fungsi kelenjar endokrin. Stres panas memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem endokrin ternak disebabkan perubahan dalam metabolisme (Anderson dalam Sientje, 2003).
Ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu. Hal ini akan mempengaruhi selera makan dan penampilan (MC Dowell dalam Sientje, 2003). Stres panas kronik juga menyebabkan penurunan konsentrasi growth hormone dan glukokortikoid. Pengurangan konsentrasi hormon ini, berhubungan dengan pengurangan laju metabolik selama stres panas. Selain itu, selama stres panas konsentrasi prolaktin meningkat dan diduga meningkatkan metabolisme air dan elektrolit. Hal ini akan mempengaruhi hormon aldosteron yang berhubungan dengan metabolisme elektrolit tersebut. Pada ternak yang menderita stres panas, kalium yang disekresikan melalui keringat tinggi menyebabkan pengurangan konsentrasi aldosteron (Anderson dalam Sientje, 2009)
              IV. HASIL DAN PEMBAHASAN  4.4. Tingkah Laku Kambing
Class : MammaliaOrdo : ArtiodactilaFamili : BovidaeGenus : Ovis (domba) ; Capra (kambing)Spesies : Ovis aries (domba): Capra hircus (kambing)Kambing Piaraan : tidak berbeda jauh dengan kambing liar
tanduk : lebih sederhana
1. MERUMPUT:* BIBIR* GIGI SERI BAWAH merupakan alat-alat vital* GUSI ATASKambing merumput bisa sampai ke dekat tanah daun-daun dan rumput dijepit GISERBA dan GUSTAS gerakan moncong ke depan dan kepala ke atas rumputterpotong. Kambing digembalakan siang hari, setelah tengah hari, karena :a. pagi hari : larva cacing masih berada di pucuk rumput,rumput masih basahkarena embun.b. digembalakan oleh anak petani setelah pulang sekolah.2. RUMINASI Jumlah periode ruminasi kambing : 8 - 15 kali/24 jam
Lama ruminasi (total) : 8 - 10 jam/24 jam.
Pusat Ruminasi : Medula oblongata
Dipengaruhi oleh emosi :
keadaan tenang : ruminasi teratur*keadaan takut* : ruminasi tidak teratur, jarak antara menelan dan regurgitasi diperpanjang3. MENYUSUIB. Anak mulai menyusu : 2 - 3 jam post natalKedua puting dihisap bergantian : 2 - 3 kali @ 20 - 30 detik/putting Anak yang baru lahir sering kelaparan karena : * tidak berhasil menemukan puting susu Þ semangat turun induk belum berpengalaman* Þ menolak anak menyusuimerumput lebih tekun merumput kurang tekun jarak jelajah pendek jarak jelajah lebih panjang/ jauh makan rumput banyak rumput sedikit, daun-daunan lebih banyak selektif : protein tinggi dan SK rendah kurang selektif tidak bisa membedakan rasa dapat membedakan rasa : pahit, asam, asin, manis menyukai padang rumput datar menyukai daerah berbukit-bukit Treshold (ambang rasa) terhadap rasa pahit : Kambing > Sapi. Kambing masih mau makanan rumput/daun yang mempunyai rasa pahit sedangkan sapi tidak mau. Kambing di padang penggembalaan membentuk kelompok-2 : keluarga Merumput tidak kontinyu : diselingi ruminasi, istirahat dan bermalas- malasan Kegiatan merumput : pagi dan senja  lebih intensif saat udara sejuk. Fajar Tengah hari Sore Puncak aktivitas merumput terjadi pada saat SENJA. Makin tua umur anak, aktivitas menyusu makin jarang : saat menyusu pagi sore hari Anak baru lahir : menyusu lama Produksi susu induk dipengaruhi oleh  Faktor makanan, terutama menjelang partus Jumlah anak : anak banyak, produksi susu lebih banyakii. tingkah laku seksualDi daerah tropis : polyestrus Di daerah sub tropis : polyestrus bermusim. Musim kawin terjadi : akhir musim panas, sepanjang musim gugur atau permulaan musim dingin.Jantan :Tidak begitu dipengaruhi oleh musim Musim semi dan musim panas : kualitas semen dan libido sedikit menurun§ Bisa kawin sebanyak 12 - 48 kali/hari selama 3 hari§ Dipengaruhi oleh : kondisi badan, umur, breed Terangsang melalui penglihatan dan penciuman Lebih menyukai betina berahi yang belum dikawini.
BetinaDi Indonesia : polyestrus Tanda-tanda berahi : menggosokan badan dan leher kepada jantan mencium penis mengikuti jantan menyiapkan diri untuk dinaiki saling seruduk sesama betina : untuk menarik perhatian jantan Pubertas terjadi pada umur 6 - 16 bulan, tergantung : breed, gizi, iklim­ Berahi pertama biasanya tidak jelas. Berahi berikutnya baru jelas. Panjang siklus berahi 16 - 19 hari (rata-rata : 17 hari)­ Lama periode berahi 20 - 30 jam.­ Berahi biasanya timbul pada pagi hari. Iii. Tingkah laku sosial1. Induk - anak Anak lahir§ dibersihkan induk, plasenta dimakanoleh induknyaAnak menyusu : timbul ikatan sosial. Bila anak dipisahkan dari induk  induk mau menerima bila pemisahan hanya selama 4 - 5 menit, anak dicium-ciumkan dahulu.­ induk menolak kalau pemisahan lebih dari 4,5 jam. Makin tua umur anak, ikatan sosial makin longgar.  V. PENUTUP5.1. KesimpulanPerilaku hewan dan adaptasi fisiknya merupakan dari usaha untuk hidup yang dipengaruhi oleh emosi, rasa lapar, rasa sakit, rasa takut dan rasa marah. Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkah laku ternak adalah ingkunga, ketersediaan pakan dan minum, tingkat sosial, suhu, ikim, hereditas. Perilaku dasar pada hewan seperti makan, minum, tidur, istirahat, aktivitas seksual, eksplorasi, latihan, bermain, ekplorasi, aktivitas melarikan diri, pemeliharaan dan sebagainya sangat penting untuk diketahui dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan memberi rasa nyaman serta aman terhadap diri mereka. Kondisi dimana perilaku dasar tersebut tidak terpenuhi akan berdampak pada kinerja dan produktivitas dari hewan 5.2. SaranSaran yang penulis harapkan yaitu untuk kedepannya agar lebih baik lagi sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar tanpa mengulang. Terima kasih              VI. DAFTAR PUSTAKAAbu Bakar. 2012. Pedoman Pelaksanaan Pengawalan Dan Koordinasi Perbibitan Tahun 2012. Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian 2012.Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor Barat. 2010. Syarat Kesehatan HewanFrandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Philladelphia, London.Hafes ESE. 1993. Reproduction in Farm Animal.6 th Ed. Lea and Febiger. PhiladelphiaHidayaturrahmah. 2007. Waktu Motilitas Dan Viabilitas Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Pada Beberapa Konsentrasi Larutan Fruktosa.Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.Husnurrizal. 2008. Sinkronisasi birahi dengan preparat hormon prostaglandin (pgf2a). Lab. Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala.Iman dan Fahriyan., 2002Siklus Estrus Of Cow. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. BogorFriend, T. 1991. Behavioral Aspect of Stress.
journalof Dairy Science,74:292-303.http://tonysapi.multiply.com. Diakses pada tanggal 02 Oktober 2013 pukul16.20 WITA

1 komentar:

  1. What is the best place to play blackjack at casinos? - Dr. Maryland
    Blackjack table with blackjack was never a bad thing. 대전광역 출장마사지 I think everyone knows 아산 출장마사지 the 군산 출장샵 Blackjack table is one of the best and 목포 출장안마 most popular casinos 김포 출장샵 on the strip.

    BalasHapus